Zaman yang kian modern membuat para wanita semakin kreatif dalam mengembangkan potensinya. Tak sedikit di antara mereka yang kini menjadi pengusaha di usia muda.
Salah satunya Roja Fitridayani, mahasiswi cum laude dengan IPK 4 saat lulus dari Fakultas Bisnis & Manajemen Universitas Widyatama yang saat ini populer sebagai pengusaha hijab muda. Wanita dengan sapaan akrab Oja itu bisa sukses dalam waktu kurang lebih tiga tahun dan sekarang sudah bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah. Seperti apa kisahnya?
Saat dihubungi Wolipop, Oja bercerita mengenai awal mulanya membangun bisnis hijab miliknya yang dilabeli dengan nama 'Hijab Princess'. Di 2012 lalu masih jarang hijabers yang menggunakan pashmina karena saat itu lebih marak scarf segiempat. Karena aktif di Instagram, hijabers berusia 23 tahun itu melihat beberapa wanita muda mengenakan pashmina dan tampak menarik.
Oja kemudian ingin mencoba berganti gaya dengan penggunaan pashmina. Namun saat memesan scarf panjang tersebut melalui online ia merasa harga pashmina cukup mahal terutama bagi kantong seorang mahasiswi. Wanita asal Jambi ini memutuskan untuk membeli bahan mentahnya saja yang kemudian dibuat sendiri. Tak disangka harganya jauh lebih murah.
"Di 2012 musimnya hijabers beli kerudung yang dikreasikan. Dulu baru munculnya pashmina jadi masih jarang yang pakai. Saya beli satu pashmina waktu itu lumayan mahal. Saya coba beli bahan sendiri, lho kok harganya jauh lebih murah. Saya beli bahan itu 2 meter, yang dipakai cuma satu dan satunya menganggur, daripada tak terpakai sisanya aku jual," papar mahasiswi kepada Wolipop, Kamis (18/6/2015).
Bukan hanya satu pashmina namun Oja memiliki rangkaian warna. Jika di online shop dijual Rp 50 ribu per scarf, ia menawarkan harga lebih murah yakni Rp 35 ribu. Ia mulai memasarkan produknya lewat akun Instagram @hijabprincess dan tak pernah menjualnya dari mulut ke mulut. Bahkan kala itu, teman-teman kampusnya tidak tahu ia memiliki usaha hijab.
Oja mengatakan setiap hari ada saja yang membeli melalui online di awal berjualan. Seiring berjalannya waktu, pembelinya terus bertambah. Baru empat bulan berjalan setelah mulai di Agustus 2012, keuntungan yang diraupnya sudah lebih dari satu juta rupiah di akhir 2012. Ia pun tak menyangka dagangannya ini bisa menjadi bisnis yang menguntungkan.
Pendapatannya terus melonjak di 2013 dan ia pun mulai membuat label resmi 'Hijab Princess' di setiap kerudungnya. Oja mengaku tak berniat membuat label tersebut saat itu namun karena permintaan pelanggan ia akhirnya menetapkan 'Hijab Princess' sebagai brandmiliknya.
Di 2013, Oja juga menemukan bahan impor dari India yang disebut diamond georgette italiano. Ia memperbarui koleksi pashmina miliknya dengan material impor tersebut. Tak hanya pashmina baru, Oja juga sempat merilis busana kasual yang kemudian memasarkannya lewat salah satu selebriti Instagram terkenal sehingga produknya semakin laris terjual.
Tanpa disangka omzetnya kian melonjak hingga lebih dari Rp 100 juta di akhir 2013. Jumlah omzet yang diraupnya cenderung stabil dan terus bertambah. Bahkan di awal tahun ini omzetnya melambung tinggi hingga lebih dari Rp 450 juta. Kini produksinya juga sudah puluhan ribu pashmina per bulan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
"Pernah di angka Rp 450 juta omzet ya dan yang diamond itu juga pernah diproduksi sebanyak 4.000 laku dalam waktu 3 hari. Aku nggak menyangka bisa selaris ini bisnis melalui online, mungkin juga karena aku selalu ramah dengan semua pelangganku," tambahnya sambil terkekeh.
Bisa sukses berbisnis hijab seperti sekarang diakui anak kedua dari tiga bersaudara itu mungkin karena adanya 'darah' bisnis yang turun dari orangtuanya. Oja mengatakan ayahnya merupakan pebisnis beras di Kerinci, Jambi. Ia bersyukur bisa menuruni bakat serta mewujudkan impian sang ayah untuk menjadi pengusaha walaupun dalam bidang berbeda.
Kini Oja telah memiliki kantor sendiri dan 16 pegawai. Ia juga sudah memiliki butik di Bandung dan mempunyai dua distributor resmi yang mempunyai outlet di Batam dan Kalimantan Timur. Sementara reseller produknya sudah meluas di seluruh Indonesia. Bahkan ia juga telah memiliki pelanggan dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Meski sudah sukses menjadi pengusaha hijab, Oja tetap ingin mengambil gelar masternya di Master of Business Administration, Institut Teknologi Bandung (ITB).