Siapa bilang wanita berhijab terbatas dalam langkahnya. Selama langkah tersebut bernilai positif, rasanya tak ada masalah dengan hijabnya tersebut. Lagi pula, hijab sesungguhnya bukan penghalang bagi wanita melainka sebagai pelindung.
Seperti wanita berhijab asal Arab yang satu ini, disaat negara-negara Muslim belum bisa mengirim wakilnya di Wimbledon, ia justru didaulat menjadi wasit di pertandingan tenis bergengsi di dunia tersebut. .
Meski awalnya banyak yang khawatir perempuan berhijab menuai kontroversi di dunia tenis namun itu tidak menyurutkan Aseel Shaheen untuk terus berkarir sebagai wasit.
Shaheen telah berhasil mengalahkan rasa kurang percaya diri yang sempat hinggap pada dirinya.
"Ini adalah perasaan yang tak terlukiskan bisa berada di sini. Ini sesuatu yang besar, sebuah tantangan. Aku adalah wanita pertama dari dunia Arab yang menjadi wasit di Wimbledon," katanya dalam sebuah wawancara dengan Sport360 seperti dikutip laman Saudigazette, Selasa, 7 Juli 2015.
"Aku sempat khawatir penggemar tenis tidak akan menerimaku karena mengenakan hijab. Tetapi ternyata, mereka benar-benar menerimaku. London cukup terbuka terhadap hijab, tapi mungkin itu tidak berlaku umum di tempat lainnya. Tapi aku mengenakan hijab dan bekerja di lapangan tenis selama pertandingan di Wimbledon merupakan sinyal bahwa dunia mulai menerima muslimah."
Wasit kelahiran Kuwait 41 tahun yang lalu ini terhitung masih baru, setelah mengambil kursus wasit pada tahun 2002.
"Aku mengatakan kepada mereka aku ingin menjadi seorang wasit internasional. Aku memiliki kualifikasi dan keterampilan bahasa, karena aku bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik. Jadi aku pergi ke sekolah wasit dan menjadi wasit pada tahun 2011."
Shaheen juga menjadi wasit resmi di ATP dan WTA di Doha. Pengalaman pertamanya sebagai wasit di Wimbledon terjadi saat kualifikasi tahun lalu.
Meskipun tidak banyak tahu tentang tenis sebelum mendaftar kursus, Shaheen mengaku mampu menjadi juara tiga di kelasnya.
"Saya terus belajar. Ini menjadi tantangan bagiku karena mereka akan selalu mencalonkan pria dan mengabaikan aku sebagai wanita," katanya.
Satu-satunya pengalaman buruk yang dialami Shaheen adalah wasit sering menerima tatapan dingin dan kata-kata kasar dari pemain yang tidak setuju dengan keputusannya.
Namun, Shaheen mengatakan teknologi Hawk-Eye telah membuat pekerjaan wasit kini semakin ringan. Meski begitu, Shaheen mengakui dia masih harus waspada terhadap servis nakal dari para pemain.